Oleh
Helmi Abdulgani
Kali
ini kita akan membahas tentang tatacara melakukan test kekuatan pada konkret speciment.
Anda semua tau
bahwa Engineer harus mengetahui kekuatan setiap
material yang akan digunakan pada suatu proyek yang sedang
dibangun, supaya kekuatan minimum suatu
struktur dapat diprediksi dan dengan demikian prosedur-prosedur keselamatan
dapat ditetapkan. Bila
data tentang kekuatan material tersebut tidak tersedia, maka satu-satunya cara untuk
mendapatkannya adalah dengan melakukan pengetesan. Pada pembahasan kali ini
kita akan membicarakan tentang tatacara dari specimen
konkret. Perlu dipahami bahwa kekuatan specimen
konkret yang didapat dari hasil
pengetesan ini tidaklah sama dengan kekuatan structur bangunan yang dibuat dari
konkrete tersebut. Ini disebabkan bahwa koncrete yang kita test ini disiapkan
seluruhnya berdasarkan standart yang sudah baku. Campuran pasir, krikil, semen dan air, dicampur secara
standard, diaduk secara standart, dipadatkan
secara standart di dirawar (cure)
secara standart ,dan
ditest secara standart. Misalnya untuk
specimen bentuk silinder curingnya harus sesuai dengan ASTM C31, dan
pengetesannya harus mengikuti petunjuk ASTM C39. Oleh karena semua dikerjakan
menurut standard baku maka hasil
yang didapatpun adalah hasil standart baku. Sedangkan pada
praktek-praktek lapangan standart baku tersebut tidak mungkin dipenuhi, sistim
pembebanannya berbeda, curingnya juga berbeda. Walaupun demikian, hasil yang didapatkan dari pengetesan ini dapat dikorelasikan dengan kekuatan structure yang
terbuat dari concate itu, sehingga Engineer dapat memprediksikan kekuatan
struktur untuk alasan-alasan keselamatan. Sering
sekali hasil test ini hanya digunakan sebagai sesuatu untuk menjaga kualitas
material (untuk quality control di lapangan)
Persiapan specimen konkret
Ada
dua tipe specimen berdasar bentuknya, yaitu yang
berbentuk cilinder dan yang
berbentuk kubus.
Specimen berbentuk Silinder di gunakan di
Amerika, Canada dan di
Jepang; sedangkan specimen berbentuk kubus digunakan di Inggris dan di
negara-negara Eropah lainnya,. Untuk
konkrit specimen berbentuk silinder, ada dua ukuran specimen yang biasa
dipakai: yaitu yang berdiameter 150 mm dengan panjang 300mm dan yang
berdiameter 100 mm dengan panjang 200 mm; sedangkan untuk yang berbentuk kubus
berukuran 150mm x150mm x150mm dan 100mm x100mm x100mm.

Sebagaimana
telah disinggung sebelumnya bahwa ada dua
model specimen, yaitu yang berbentuk cylinder dan yang berbentuk kubus.
Masing-masing model specimen ini harus disiapkan untuk pengetesan dengan cara
yang berbeda. Untuk specimen silinder
misalnya, persiapan
specimen sebelum ditest meliputi pekerjaan capping; yaitu pemasangan cap head pada kedua ujung
selinder untuk mencegah pecahnya ujung-ujung silinder sebelum badan silinder hancur
sebagai pertanda bahwa pengetesannya sudah selesai dan juga supaya kedua
ujung silinder rata dan horizontal. Menurut material yang digunakan untuk capping, terdapat tiga
jenis capping; yaitu sulfur capping, neoprene capping dan gypsum capping.

Sedangkan
proses capping dengan gypsum
sangat sederhana, mudah dan aman karena tidak memerlukan temperature tinggi.Gypsum hanya perlu dicampur dengan air dan diaduk rata
sehingga membentuk adonan cair. Kemudian adonan gypsum ini dituangkan
secukupnya di ujung bahagian atas dari sepecimen, sehingga dapat menutupi
seluruh bahagian dan kemudian diratakan,
biasanya dengan mengunakan kaca datar dan bull
eyes . Setelah gysumnya mengeras hal yang sama juga dilakukan terhadap ujung
lain dari specimen. Sama seperti pada sulfur capping, hanya setelah proses
capping ini selesai barulah kita dapat melakukan pengetesan.
Pengetesan
compressive strength adalah suatau proses yang sangat mudah. Apabila alat pengetesannya tersedia, semua orang bisa melalukannya. Kalau konkret
specimennya sudah disiapkan
kita hanya tinggal memasangnyanya pada alat pengetesan
sesuai dengan petunjuk pada ASTM C39. Hidupkan mesin pengetesan, atur kecepatan kenaikan gaya antara 0.15 MPa/detik
sampai 0.35Mpa/detik dan kemudian
tinggal menunggu sampai konkret specimennya hancur. Setelah itu terjadi, kita
catat besarnya gaya yang dicapai ketika koncrete itu hancur. Kalau sudah sampai disini pekerjaan kita tinggal sedikit lagi, yaitu mendapatkan compressive strength dari specimen
yang sudah hancur itu. Kita hanya
tinggal membagikan besarnya gaya pada saat concrete specimen hancur dengan luas pemampang specimen.
Dalam bentuk persamaan
matematik pernyataan di atas dapat ditulis sebagai berikut
Cs= F/A (1)
Cs adalah compressive strength dari concrate
specimen (N/m2), sedangkan F adalah besarnya gaya pada saat speciment hancur
(Newton), dan A adalah luas penampang speciment sebelum ditest (m2). Dengan
mensubstitusikan nilai-nilai F dan A ke dalam persamaan (1),maka
nilai compressive strength dari concrete speciment
itu dengan mudah dapat ditentukan.
Berapa
besar nilai compressive strength yang dibutuhkan tergantung pada specificasi
yang ditetapkan pada saat struktur dirancang.
Tetapi biasanya untuk rumah tempat tinggal sekitar 17 MPa, untuk gedung-gedung
commercial sekitar 28 MPa, dan pada struktur-struktur tertentu sampai pada 70
MPa.
Persentase kekuatan koncret pada umur
yang berbeda:
Sebagaimana pengalaman
menunjukan bahwa kekuatan konkrit bertambah dengan bertambahnya umur. Tabel di
bawah ini menunjukkan kekuatan konkret dalam ( % ) dibandingkan dengan kekuatan
pada 28 hari, dimana pada saat itu concrete telah mencapai kekuatan ( 99%)
Umur
|
Kekuatan
dalam %
|
1 hari
|
16%
|
3 hari
|
40%
|
7 hari
|
65%
|
14 hari
|
90%
|
28 hari
|
99%
|
Oleh karena umur koncret menentukan kekuatannya,seperti yang kita lihat
di tabel di atas, maka test kekuatan koncret biasanya diharuskan pada 7 hari,
14 hari dan 28 hari
Tabel di bawah ini menunjukkan
Compressive strength konkret pada 7 dan
28 hari untuk concrete dengan grade yang berbeda.
Concrete grate
|
Minimum
compressive strength N/mm2 pada 7 hari
|
Specified
characteristic compressive strength (N/mm2) pada 28 hari
|
M15
|
10
|
15
|
M20
|
13.5
|
20
|
M25
|
17
|
25
|
M30
|
20
|
30
|
M35
|
23.5
|
35
|
M40
|
27
|
40
|
M45
|
30
|
45
|
Sumber
Lihat blog saya lainya
Paham Matematika
Petrolearning