Oleh
Helmi Abdulgani
Pada Geotechical Engineering, pengukuran gradasi partikel tanah atau pasir sangat penting, karena gradasi partikel tanah atau pasir ini adalah salah satu kharakteristik penting soil. Gradasi partikel tanah atau pasir dapat menentukan apakah suatu jenis tanah atau pasir dapat dipergunakan untuk tujuan-tujuan engineering atau tidak. Ukuran partikel tanah atau pasir adalah salah satu criteria engineering pada proyek jalan raya, runway, bendungan, tanki cryogenic dan lain-lain. Informasi yang didapat dari analisa ukuran partikel antara lain dapat memprediksi gerakan tanah dan air pada suatu proyek bendurngan dan jalan raya serta permiabilitas tanah.
Pada Geotechical Engineering, pengukuran gradasi partikel tanah atau pasir sangat penting, karena gradasi partikel tanah atau pasir ini adalah salah satu kharakteristik penting soil. Gradasi partikel tanah atau pasir dapat menentukan apakah suatu jenis tanah atau pasir dapat dipergunakan untuk tujuan-tujuan engineering atau tidak. Ukuran partikel tanah atau pasir adalah salah satu criteria engineering pada proyek jalan raya, runway, bendungan, tanki cryogenic dan lain-lain. Informasi yang didapat dari analisa ukuran partikel antara lain dapat memprediksi gerakan tanah dan air pada suatu proyek bendurngan dan jalan raya serta permiabilitas tanah.
Pada Geotechnical Engineering pengukuran partikel gradasi
tanah dan pasir dibagi dalam dua bahagian, yaitu untuk partikel yang ukurannya
lebih besar dari 0.075mm dilakukan dengan cara pengukuran mekanik, yaitu dengan
menggunakan ayakan (sieve). Sedangkan untuk partikel dengan ukuran yang lebih kecil dari 0.075mm dilakukan
dengan menggunakan sistim pengukuran analisa hydrometer.
Perlu diingat bahwa kita tidak mungkin menentukan ukuran
tepat dari setiap partikel tanah atau pasir, kita hanya dapat menentukan
kisaran ukuran partikel antara dua ayakan yang kita tau ukuran lobangnya. Lagi
pula pengukuran gradasi ini tidak dapat menentukan bentuk partikel-partikel
tersebut apakah bundar atau tidak.
Pemisahan antara katagori gravel dan pasir terjadi pada
ayakan no 4 (sieve 4) dengan besar lobang 4.75mm. Semua partikel yang tidak
bisa melewati ayakan no 4 dikatagorikan sebagai kerikil (gravel). Sedangkan
semua yang dapat melewasi ayakan no 4 dikatagorikan sebagai pasir sampai dengan
ayakan no 200 dengan ukuran lobang 0.075mm. Selanjutnya semua partikel yang
dapat melewati ayakan no 200 digolongkan dalam katagori silt atau clay dimana
cara pengukuran partikel gradasinya dengan menggunakan sistim pengukuran hydrometer.
Kita tidak akan
membicarakan sistim pengukuran hydrometer disini, kita akan membicakannya
khusus tentang itu pada artikel yang terpisah. Disini kita hanya akan memfokuskan
pada pengukuran pasir secara mekanik, yaitu dengan menggunakan ayakan.
Pada pengukuran sistim mekanik ini, biasanya digunakan 6
ayakan dan tray dibawah sekali, dan disususn sedemikian rupa sehingga ayakan
paling halus terletak paling bawah, dan makin ke atas makin kasar. Susunan
ayakan biasanya dari atas ke bawah No 4, No10, No 20, No 40, No 100, No200, tray sebagai
penampung partikel-partikel yang lolos dari ayakan no 200.
Selain ayakan, dalam pengukuran sistim mekanik ini,
diperlukan juga timbagan dengan ketelitian sampai dengan 0.1gr atau lebih, disamping
itu kita juga perlu mesin shaker untuk mengayak (menggetarkan) pasir supaya
pasirnya bisa turun dari ayakan no 4 sampai ke tray paling bawah
Mungkin akan lebih mudah dimengerti apabila kita langsung
mencontohkan.
Misalkan kita mempunyai 500 gr pasir silica dengan berbagai
ukuran partikel yang kita ingin menentukan gradasinya (% pass). Kita akan
menyusun ayakan sebagaimana yang ditentukan dalam specifikasi pasir untuk
proyek tertentu. Misalkan pada suatu proyek ditentukan specifikasinya dengan
ayakan no 4, no 10, no 20, no 40, no 100, no 200. Maka kita akan menyusun ayakan berurutan dari
no 200 paling bawah sampai no 4 paling atas.
Mari kita mulai. Pasir silica yang kita akan gunakan
haruslah pasir kering, bisa pasir yang dikeringkan dengan udara (air dry) atau
yang dikeringkan dengan oven (oven dry)
Pertama-tama kita timbang pasir, tepat 500 gram. Masukkan
pasir itu kedalam sistim susunan ayakan paling atas, (ayakan No 4). Pasang
tutupnya, kemudian letakkan pada mesin shaker seperti pada gambar diatas.
Hidupkan mesin shaker dan tunggu sampai 15 menit atau lebih.
Setelah itu lepaskan semua ayakan, dan timbang berat pasir
yang tersangkut pada masing-masing ayakan dan juga pada tray. Misalkan hasil
yang kita dapat adalah seperti berikut ini.
No Ayakan
|
Diameter (mm)
|
Berat retained (gram)
|
%Retained (%)
|
% Pass (%)
|
4
|
4.750
|
9.80
|
1.96
|
98.04
|
10
|
2.000
|
40.20
|
8.04
|
90.00
|
20
|
0.840
|
74.50
|
14.90
|
75.10
|
40
|
0.425
|
120.30
|
24.06
|
51.04
|
100
|
0.150
|
199.60
|
39.92
|
11.12
|
200
|
0.075
|
51.20
|
10.24
|
0.88
|
Tray
|
0.000
|
3.20
|
0.64
|
|
Total
|
498.80 (ok)
|
|||
loss
|
2.20 (0.4%)
|
Persen retain didapat dengan persaman
% Retain= (Berat retain)/(Berat awal).
Contoh, untuk ayakan no 4, berat retainnya adalah 9.80 gram,
maka % Retainnya= 9.80/500 = 1.96 % ,
sedangkan % passnya didapat dengan menggunakan persamaan
Contoh, untuk ayakan no 4, berat retainnya adalah 9.80 gram,
maka % Retainnya= 9.80/500 = 1.96 % ,
sedangkan % passnya didapat dengan menggunakan persamaan
% Pass= 100- Sum( % retained)
Untuk ayakan no 4,
% Passnya = 100 -1.96=
98.04
Sedangkan untuk ayakan no 10,
%
Passnya= 100-1.96-8.04=90.00
Begitu seterusnya
Apakah pasir yang contohnya kita test ini dapat digunakan, tergantung dari hasil perbandingan antara specifikasi yang terima dari client dan hasil test
yang kita dapatkan. Kalau hasilnya masih dalam kisaran yang diizinkan oleh client maka pasir tersebut dapat digunakan, kalau tidak maka pasirnya harus diganti.
Demikianlah untuk kali ini. Jumpai lagi pada artikel
selanjutnya. Semoga dapat membantu.
Salam
Helmi Abdulgani
Tolong kasih tau tentang kurva distribusi yg d10 d30 dan d60.. terimakasih sebelumnya ini membantu.. :)
ReplyDelete